christine natalina panjaitan tobing

christine natalina panjaitan tobing
christine natalina panjaitan tobing

Christine Panjaitan Bekasnya Ikang Fawzi

Christine Panjaitan Bekasnya Ikang Fawzi
Christine Panjaitan Bekasnya Ikang Fawzi

Christine Panjaitan Istri dr Maringan D. L. Tobing

Christine Panjaitan Istri dr Maringan D. L. Tobing
Christine Panjaitan Istri dr Maringan D. L. Tobing

Kisah Christine Panjaitan Dalam Cinta Lama Pada Ikang Fawzi

Kisah Christine Panjaitan Dalam Cinta Lama Pada Ikang Fawzi
Kisah Christine Panjaitan Dalam Cinta Lama Pada Ikang Fawzi Dapat Dinikmati Dalam Lagu Berjudul "MAMA" Karya Rinto Harahap

Christine Panjaitan Istri dr Maringan D. L. Tobing

Christine Panjaitan Istri dr Maringan D. L. Tobing
Christine Panjaitan Istri dr Maringan D. L. Tobing

Vina Panduwinata, Memes Addie MS, Chirtsine Panjaitan, Tika Bisono

Vina Panduwinata, Memes Addie MS, Chirtsine Panjaitan, Tika Bisono
Dies Natalis Unpad Bandung 2010

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 01 Januari 2011

Christine Panjaitan Dalam Cinta Lama Pada Ikang Fawzi


Kisah Christine Panjaitan Dalam Cinta Lama Pada Ikang Fawzi Dapat Dinikmati Dalam Lagu Berjudul "MAMA" Karya Rinto Harahab

Diskografi Christine Panjaitan : Ikang Fawzi

Diskografi
Kau dia dan aku ciptaan Rinto Harahap
Remaja ciptaan Tonny F
Bagai Pelangi Senja ciptaan Asep Sukma
Sambut Mesra ciptaan Eric Van Houten
Masih Ada Hari Esok ciptaan Tonny F
Untuk Selamanya ciptaan Anto
Bunga Cinta ciptaan Yan D. Putra
Sampai Menutup Mata ciptaan Tonny F
Bersemi ciptaan Monthy S
Rindu di Saat Sepi ciptaan Leo Manuputty
Tangan Tak Sampai ciptaan Rinto Harahap
Tangismu Tangisku Jua ciptaan Rinto Harahap
Hati Ini Milikmu ciptaan Arche Rampengan
Untukku ciptaan Tonny
Cerah ciptaan Supardimansyah
Jangan Sebut Namaku ciptaan Fauzy
Dua Merpati ciptaan Budi Mithas
Dia Yang Pernah Kucinta ciptaan Henry W.
Tinggallah Duka ciptaan Frans Ginting
Senyum Bahagia ciptaan Anto
Di Saat Cinta Bersemi ciptaan Nuri Gemuri
Untuk Mama ciptaan Rinto Harahap
Ciptaan Hari Baru ciptaan Eric Van Houten
Mengapa Kau Tak Mengerti ciptaan Tony M.
Biarkanlah Dia Pergi ciptaan Dedi Supardimansyah
Seindah Pelangi ciptaan Davin Kaban
Sayangilah Daku ciptaan Anto
Cinta Yang Tercipta ciptaan Oetje F. Tekol
Dia ciptaan Adi Tiekno
Hanya untukmu ciptaan Frans Ginting
Suling Bambu ciptaan Asep Sukma
Detik Tak Bertepi
Jangan Simpan Tangismu
Jangan Tumbuh di sana
Katakan Sejujurnya
Sudah Kubilang
Getaran Kasih
Perasaan
Selamat Jalan
Rindu
Jingga
Aku, Dia dan Kau
Burung-Burung Putih
Hari Akan Berganti
Jangan Lemas Hatimu
Jangan Simpan Tangismu
Jangan Tumbuh di Sana
Jingga
1. 1. Lagu Rohani
Yesus Menginginkan Daku
Ya Yesus, Dikau Kurindukan
Di Jalan Hidup yang Lebar, Sempit
Suara Yesus 'Ku Dengar
Wonderful Day
The Lord's Prayer
Singing, I Love You, Lord
Di Malam Sunyi Bergema
Kudaki Jalan Mulia
Tinggal Sertaku

1. 2. Karaoke
Evergreen Hits Vol. 002
Evergreen Hits Vol. 012
Indonesia Evergreen Album 001
Indonesian Evergreen Hits Vol. 004
Indonesian Evergreen Hits Vol. 007
Indonesian Evergreen Hits Vol. 008
Indonesian Evergreen Hits Vol. 014
Indonesian Top Pop Nav 15 II & Nav 12 II
Lagu Cinta Sepanjang Masa Vol. 001
Lagu Cinta Sepanjang Masa Vol. 005
Lagu lagu Terbaik Christine Panjaitan
Pop Batak Naburju Soidopan dan Parumaen
Tembang Kenangan Pop Indonesia Vol. 001
Tembang Kenangan Pop Indonesia Vol. 002
Tembang Kenangan Pop Indonesia Vol. 003
Tembang Kenangan Pop Indonesia Vol. 004
Tembang Kenangan Pop Indonesia Vol. 005
Tembang Kenangan Pop Indonesia Vol. 006
Tembang Kenangan Pop Indonesia Vol. 007

2. Filmografi
Sejoli Cinta Bintang Remaja 1980; disutradarai oleh Dasri Yacob
Detik-Detik Cinta Menyentuh 1981; disutradarai oleh Ali Shahab
Seindah Rembulan 1980; disutradarai oleh Syamsul Fuad

3. Penampilan Lain
1981 - Lomba Cipta Lagu Remaja 1981, Lagu "Petaka" Karya Iwan Hanjuang.

Christine Panjaitan Istri dr Maringan D. L. Tobing



Christine Natalina Panjaitan (lahir 23 Desember 1960; umur 49 tahun) adalah seorang penyanyi Indonesia berdarah Tapanuli. Nama Christine Panjaitan pernah melambung ketika menyanyikan lagu karya Rinto Harahap berjudul Katakan Sejujurnya.

Sejak menikah dengan seorang dokter kandungan, Maringan Tobing, pada tahun 1986, Christine mengurangi kegiatan menyanyinya. Apalagi kemudian ia dikaruniai putera tiga orang, yakni Jericho (23 tahun), Jessica (20 tahun) dan Jeremy (15 tahun ). Apalagi tamatan Fakultas Sastra Cina UI tahun 1986 ini kemudian mengajar di Universitas Padjadjaran Bandung selama dua tahun.

Tahun 1998 ia pernah membuat album rekaman dengan karya orang lain berjudul Aku Sayang Padamu.

Semua kegiatan yang dilakukannya berkurang drastis ketika ia harus mengikuti suami tugas ke Samarinda. Mengajar di FISIP Unpad Jurusan Hubungan Internasional pun ditinggalkan. Ketika ia kembali lagi ke Bandung, tempat tinggalnya kini, Unpad sudah pindah ke Jatinangor.

Christine Panjaitan Jadi Judes : dr Maringan D. L. Tobing



By: Ret Artis dan Tokoh 21 Desember 2010, 13:34:03 Dibaca: 111 kali

Lama tidak kelihatan, penyanyi senior Christine Panjaitan menelurkan album teranyarnya, I Need Thee Every Hour. “Ini album terbaru saya,” ujar isteri dari dr Maringan D. L. Tobing. Kesibukan Christine belakangan ini masih menyanyi. Ia kerap menerima tawaran menyanyi di luar kota.

Christine mengaku menyukai kegiatan menyanyi semenjak dirinya menikah. Sebelumnya, di saat kariernya tengah gemilang, menyanyi bukanlah kegiatan yang menyenangkan. Lho kok bisa? “Dulu menyanyi buat saya merupakan tuntutan tugas kerja, beban. Beda dengan sekarang,” kata Christine.

Rupanya alasan Christine tidak suka menyanyi lantaran histeria para penggemar. “Dulu saya terlalu diperhatikan orang, jadi tidak bebas. Salah melulu.” Privasi Christine pun menjadi terganggu. Sikap para penggemar yang ingin dekat dengan Christine, membuat Christine terganggu. Jika sudah begitu, Christine mengeluarkan jurus mautnya, pasang muka judes. “Kalau saya ramah pada dia (penggemar-red), dia akan ngomong terus dan duduk di samping saya. Itu mengganggu banget. Saya sebetulnya tidak bermaksud sombong,” jemaat GKI Cibunut, Bandung.

Sekarang, begitu namanya tidak setenar dulu, Christine merasa lebih bebas. Ia tidak lagi dituntut menjaga image dan dikejar-kejar penggemar. “Kalau sekarang nyaman, bisa jadi diri sendiri,” ujarnya tersenyum senang.

Sumber: Majalah Bahana, Desember 2010
http://www.ebahana.com/warta-3112-Christine-Panjaitan-Jadi-Judes.html

Sulitnya Tidak Benci Pada Seseorang: Sandro Tobing


Jaga Keharmonisan, Jangan Mengumbar Kebencian

Jumat, 17 Desember 2010 00:08 redaksi

Tangsel - Perang urat saraf antar pendukung pasangan calon walikota dan wakil walikota Tangerang Selatan (Tangsel) pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dihawatirkan akan menggangu kosentrasi para penyelenggara Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Seperti nampak dalam jejaring fesbuk, twitter, dan media online lainnya, mereka saling lempar kata-kata pedas, saling caci dan bahkan saling fitnah. Tidak hanya itu, di beberapa tempat terasa sudah menganggu solidaritas dan keharmonisan diantara warga.

Hal ini semakin diperparah oleh pemberiataan media massa yang terus mengumbar kebencian terhadap pasangan calon tertentu yang nyata-nyata memiliki basis dukungan kuat di masyarakat.

“Ini sinyal kuat bahwa ada upaya pembodohan masyarakat. Media sudah tidak proporsional. Media online juga isinya Cuma saling fitnah. Memojokkan pasangan calon lain dengan mengangkat kesalahan-kesalahannya hanya agar masyarakat mengalihkan dukungannya. Padahal masyarakat dibawah sudah tahu siapa yang paling banyak melanggar,” kata Muhamad Ilyas, warga pendatang di BSD Serpong, Kamis (16/12).

Menurut Ilyas, putusan MK harusnya disikapi dengan rasional, arif, dan objektif. Berikan pemahaman kepada masyarakat agar mereka tidak semakin apatis terhadap pemilukada. Apa yang terjadi, imbuhnya, justeru dijadikan alat untuk saling caci dan memfitnah.

“Ini tidak baik buat kita semua. Saya hanya prihatin melihat keadaan ini. Saya harap segara kembali kondusif agar masyarakat bisa berpartisipasi lebih aktif lagi di pemilukada ulang nanti,” tuturnya.

Sementara itu, kordinator presidium nasional Forum Muda Indonesia (FMI) Anis Fauzan mengatakan, seharusnya semua pihak menjelaskan kepada masyarakat amar putusan MK secara proporsional dan keseluruhan. “Di risalah sidang itu jelas bahwa pasangan lain juga ada yang terbukti curang, terutama dalam kasus money politik,” katanya.

Anis menilai, seharusnya kasus-kasus yang sudah masuk ke Panwas dan Gakumdu dibuka ke masyarakat dan terus diproses secara hukum. “Kalau seperti sekarang kan masyarakat bingung. Satu sisi mereka menemukan banyak pelanggaran berupa money politik di lapangan, tapi Gakumdu kok sepi-sepi aja,” jelas Anis.

Terkait banyak tuduhan terhadap KPUD dan Pemkot, menurut alumni fakultas hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) ini, juga mesti diselesaikan secara hukum. “Kalo mereka bener-bener sudah melanggar kode etik, ya dibawa ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) saja. Jangan hanya gembor-gembor di media, itu kan bisa menimbulkan ketidak percayaan terhadap pilkada itu sendiri nantinya,” tuturnya.

Menambahkan Anis, anggota forum studi Limited Discussion (Lidi) Muhamad Abas mengatakan, masyarakat harus diberitahu mengapa MK memutuskan untuk mengulang Pemilukada, bukan menggugurkan kemenangan Airin-Benyamin dan memberikannya pada pemenang kedua? Menurutnya, karena yang bermasalah adalah pilkadanya, bukan Airin-Benyamin. Artinya, kata Abas, semua pasangan calon sama-sama telah mencederai pilkada dan suara rakyat.

“Bahkan, dari data di Panwas dan lembaga pemantau independent, pasasangan no 3 berada di peringkat pertama pasangan paling banyak melanggar, diikuti pasangan no 2, lalu pasangan no 4, dan terahir pasangan no 1,” pungkasnya. (sri)

Irama Harmonis Christine Panjaitan: Sandro Tobing


Jaga Keharmonisan, Jangan Mengumbar Kebencian

Tangsel - Perang urat saraf antar pendukung pasangan calon walikota dan wakil walikota Tangerang Selatan (Tangsel) pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dihawatirkan akan menggangu kosentrasi para penyelenggara Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Seperti nampak dalam jejaring fesbuk, twitter, dan media online lainnya, mereka saling lempar kata-kata pedas, saling caci dan bahkan saling fitnah. Tidak hanya itu, di beberapa tempat terasa sudah menganggu solidaritas dan keharmonisan diantara warga.

Hal ini semakin diperparah oleh pemberiataan media massa yang terus mengumbar kebencian terhadap pasangan calon tertentu yang nyata-nyata memiliki basis dukungan kuat di masyarakat.

“Ini sinyal kuat bahwa ada upaya pembodohan masyarakat. Media sudah tidak proporsional. Media online juga isinya Cuma saling fitnah. Memojokkan pasangan calon lain dengan mengangkat kesalahan-kesalahannya hanya agar masyarakat mengalihkan dukungannya. Padahal masyarakat dibawah sudah tahu siapa yang paling banyak melanggar,” kata Muhamad Ilyas, warga pendatang di BSD Serpong, Kamis (16/12).

Menurut Ilyas, putusan MK harusnya disikapi dengan rasional, arif, dan objektif. Berikan pemahaman kepada masyarakat agar mereka tidak semakin apatis terhadap pemilukada. Apa yang terjadi, imbuhnya, justeru dijadikan alat untuk saling caci dan memfitnah.

“Ini tidak baik buat kita semua. Saya hanya prihatin melihat keadaan ini. Saya harap segara kembali kondusif agar masyarakat bisa berpartisipasi lebih aktif lagi di pemilukada ulang nanti,” tuturnya.

Sementara itu, kordinator presidium nasional Forum Muda Indonesia (FMI) Anis Fauzan mengatakan, seharusnya semua pihak menjelaskan kepada masyarakat amar putusan MK secara proporsional dan keseluruhan. “Di risalah sidang itu jelas bahwa pasangan lain juga ada yang terbukti curang, terutama dalam kasus money politik,” katanya.

Anis menilai, seharusnya kasus-kasus yang sudah masuk ke Panwas dan Gakumdu dibuka ke masyarakat dan terus diproses secara hukum. “Kalau seperti sekarang kan masyarakat bingung. Satu sisi mereka menemukan banyak pelanggaran berupa money politik di lapangan, tapi Gakumdu kok sepi-sepi aja,” jelas Anis.

Terkait banyak tuduhan terhadap KPUD dan Pemkot, menurut alumni fakultas hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) ini, juga mesti diselesaikan secara hukum. “Kalo mereka bener-bener sudah melanggar kode etik, ya dibawa ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) saja. Jangan hanya gembor-gembor di media, itu kan bisa menimbulkan ketidak percayaan terhadap pilkada itu sendiri nantinya,” tuturnya.

Menambahkan Anis, anggota forum studi Limited Discussion (Lidi) Muhamad Abas mengatakan, masyarakat harus diberitahu mengapa MK memutuskan untuk mengulang Pemilukada, bukan menggugurkan kemenangan Airin-Benyamin dan memberikannya pada pemenang kedua? Menurutnya, karena yang bermasalah adalah pilkadanya, bukan Airin-Benyamin. Artinya, kata Abas, semua pasangan calon sama-sama telah mencederai pilkada dan suara rakyat.

“Bahkan, dari data di Panwas dan lembaga pemantau independent, pasasangan no 3 berada di peringkat pertama pasangan paling banyak melanggar, diikuti pasangan no 2, lalu pasangan no 4, dan terahir pasangan no 1,” pungkasnya. (sri)

Christine Natalina Panjaitan pada Usia 51 Tahun Di Bandung: Sandro Tobing


24 Januari 2010, Biduan lawas lain yang lenyap dari perhatian adalah Christine Natalina Panjaitan, 49 tahun. Suaranya pernah membahana dengan lagu-lagu karangan Rinto Harahap, seperti Katakan Sejujurnya. Wajahnya yang imut, pas dengan rambut panjang dan lurusnya, hadir di poster-poster dan kalender di masa lalu.

Christine, yang lahir 23 Desember 1960, adalah penyanyi Indonesia berdarah Tapanuli. Sejak menikah pada 1986, sarjana sastra itu perlahan mengurangi aktivitas bernyanyi. Dia bahkan sempat mengajar bahasa Mandarin di Universitas Padjadjaran, Bandung.

Christine kini lebih banyak di Bandung. Di Jalan Mangga 23, Bandung ia membuka Butik Songket. Bisnis itu ia lakoni berawal dari kerepotan mencari songket tiap kondangan. "Maka saya beli banyak, sekalian saya jual," ujarnya.

Tapi Christine tak pernah lepas dari menyanyi, ternyata. "Semakin tua, semakin enak narik suaranya," kata dia. Saat gadis dulu, Christine mengenang, ia kerap mengeluh kepada ibunya karena lelah menyanyi.

Untungnya, masih banyak panggung untuk Christine. Selain undangan dari pub seperti yang dikelola Harry Saputra tadi, ada panitia acara pernikahan yang mengajak Christine menyanyi. Biarpun diundang ke Jambi dan Medan, seperti pada Desember lalu, ia menyanggupinya. Dia juga sempat menyanyi di acara ulang tahun Kota Purbalingga. Alhasil, "Aktivitas saya cukup banyak," ujar Christine, yang mengaku tidak melakukan persiapan khusus sebelum menyanyi.